Cari Blog Ini

Minggu, 04 Maret 2012

5 Peraih Emas Badminton Indonesia di Olimpiade


1. Alan Budikusuma
Pria kelahiran 29 Maret 1968 ini merupakan mantan pemain badminton Indonesia yang memukau mata dunia pada era akhir 1980an hingga pertengahan 1990an. Alan meraih emas di olimpiade pada 1992 setelah di final mengalahkan rekan senegaranya, Ardy Wiranata. Pemain tunggal putra ini pernah juga pernah meraih juara di ajang Thailand Open (1989 & 1991), China Open (1991), German Open (1992), Indonesia Open (1993), Piala Dunia (1993), Malaysian Open (1995). Alan sendiri menikah dengan Susi Susanti yang sama-sama peraih emas di olimpiade 1992 pada tunggal putri.
Alan Budikusuma (Sumber: 2.bp.blogspot)

2. Susi Susanti
Istri dari Alan Budikusuma ini memiliki nama lengkap Lucia Francisca Susi Susanti. Wanita kelahiran Tasikmalaya pada 11 Februari 1971 ini meraih medali emas di olimpiade 1992 di Barcelona dan medali perak di olimpiade 1996. Susi pensiun dari badminton setelah menikah dengan Alan Budikusuma yang juga peraih medali emas di olimpiade 1992. Susi Susanti merupakan pemain badminton kategori tunggal putri yang cukup dominan di era pertengahan 1990. Dia memenangi All-England pada 1990, 1991, 1993, dan 1994. Secara berturut-turut, Susi berjaya di World Badminton Grand Prix dari 1990 hingga 1994 dan 1996. Juga di IBF World Championship pada 1993. Kejuaraan lain yang disabetnya adalah Japan Open sebanyak 3 kali dan Indonesian Open sebanyak 5 kali.
Susi Susanti (Sumber:Chinadaily)

3. Rexy Mainaky
Pria kelahiran Ternate, 9 Maret 1968 ini merupakan mantan pemain ganda putra Indonesia. Dia meraih medali emas di olimpiade 1996 bersama Ricky Subagja. Pada dekade 1990an, pemilik nama lengkap Rexy Ronald Mainaky ini merupakan tim ganda putra tersukses di kancah internasional bersama Ricky. Mereka memenangi sekitar 30 pertandingan internasional, termasuk seluruh kejuaraan badminton utama. Mereka juga mampu memborong gelar juara di IBF World Championship pada 1995 di Swiss dan All-England Championship pada 1995 dan 1996. Sebagian daftar kejuaraan juga mereka raih di China Open (1992), Indonesia Open (1993, 1994, 1998, 1999), Malaysia Open (1993, 1994, 1997), Korea Open (1995, 1996), dan Denmark Open (1998). Selain itu, mereka juga menaklukan kejuaraan World Badminton Grand Prix (1992, 1994, 1996), Badminton World Cup (1993, 1995, 1997), dan Asian Games (1994, 1998).
Rexy Maenaky (Sumber:badmintondeutschland)

4. Ricky Subagja
Pemilik nama lengkap Ricky Ahmad Subagja ini merupakan pasangan Rexy Mainaky dalam mengarungi kejuaraan badminton dunia. Pria kelahiran 27 Januari 1971 ini merupakan pemain ganda putra terbaik dalam sejarah dunia olahraga. Pada 1993, Ricky memenangi ganda putra di ASEAN Games dan IBF World Championship bersama rekannya, Rudy Gunawan. Meskipun begitu, Ricky mencari rekan senegara yang memiliki kecepatan dan kekuatan memukul. Akhirnya, bersama Rexy Mainaky, mereka berhasil membentuk tim ganda putra yang sangat sukses di dunia. Mereka memenangi sekitar 30 pertandingan internasional, termasuk seluruh kejuaraan badminton utama. Mereka juga mampu memborong gelar juara di IBF World Championship pada 1995 di Swiss dan All-England Championship pada 1995 dan 1996. Sebagian daftar kejuaraan juga mereka raih di China Open (1992), Indonesia Open (1993, 1994, 1998, 1999), Malaysia Open (1993, 1994, 1997), Korea Open (1995, 1996), dan Denmark Open (1998). Selain itu, mereka juga menaklukan kejuaraan World Badminton Grand Prix (1992, 1994, 1996), Badminton World Cup (1993, 1995, 1997), dan Asian Games (1994, 1998).
Ricky Subagja (Sumber: Kapanlagi)

5. Taufik Hidayat
Pria kelahiran Bandung, 10 Agustus 1981 ini merupakan mantan juara olimpiade dan dunia untuk tunggal putra. Dia memenangi Indonesian Open sebanyak 6 kali, yaitu pada 1999, 2000, 2002, 2003, 2004, dan 2006. Pada 2004, dia meraih medali emas di olimpiade, dan pada Agustus 2005, Taufik memenangi tunggal putra pada IBF World Championships. (**)

Jumat, 02 Maret 2012

Mereka Hijrah karena Bulutangkis



Lama tak terdengar kabarnya, pelatih ganda putra Indonesia, Atik Jauhari, tiba-tiba muncul di Birmingham Arena, tempat penyelenggaraan turnamen bulu tangkis paling tua di dunia, All England.
Dengan jaket merah bertuliskan “India”, Atik hanya sesekali menyapa pemain Indonesia. Selebihnya, ia lebih sering mengamati para pemain asal India yang tampil di All England. Atik yang pernah melatih pasangan Ricky Subagdja/Rexy Mainaky ternyata sudah menjadi pelatih kepala tim nasional India.
Bagi penggemar bulu tangkis Indonesia, nama Atik tak asing lagi. Ia pernah melatih banyak bintang nasional, mulai dari angkatan Liem Swie King pada era 1970-an, pasangan ternama Ricky Subagdja/Rexy Mainaky, hingga ganda putra Candra Wijaya/Sigit Budiarto, juara ganda putra All England 2003. Karier kepelatihannya yang panjang mengantar Atik, yang kini berusia 59 tahun, menerima pinangan untuk melatih dari sejumlah negara.
Selepas bersama tim Indonesia sejak 1974, tahun 1999 ia melatih di Swedia hingga 2003. “Selesai di Swedia, saya kembali ke Indonesia sampai 2006. Tawaran berikutnya datang dari Thailand, yang saya latih antara 2006 hingga 2008,” kata pria yang kini tinggal bersama istrinya, Neng Titi, di Hyderabad, India, itu.
India yang ingin mengembalikan kejayaan bulu tangkis 1970-an, saat mereka punya pemain tunggal putra legendaris Prakash Padukone, tertarik pada Atik. Lewat proses negosiasi, Atik kini dikontrak selama 2,5 tahun hingga 2010.
Melatih tim negeri orang bukan tanpa tantangan. Atik sudah akrab dengan target. Tahun ini, misalnya, ia dibebani target meraih setidaknya empat medali emas di ajang multievent Commonwealth Games.
Jalan menuju ke sana sudah dirintisnya. Salah satu anak didiknya, Saina Nehwal, kini masuk 10 besar dunia. Di tunggal putra, Atik berusaha meningkatkan kemampuan Anand Chetan yang kini masuk 15 besar dunia.
“Berbeda dengan di Indonesia, yang kebanyakan pemain bulu tangkis berasal dari kalangan menengah ke bawah, pemain-pemain India justru dari menengah ke atas,” kata Atik lagi.
Seusai tersingkir
Lain Atik, lain pula Pi Hongyan. Atlet kelahiran China ini kini bermain untuk negeri mode, Perancis. Ketatnya persaingan pemain di China membuat Pi harus menyingkir. Maklum, ia dianggap terlalu pendek oleh tim pelatih China sehingga tidak layak masuk tim nasional.
“Saya dinilai terlalu kecil,” ujar Pi sebelum bertanding di All England, awal bulan ini. Semangatnya yang membara untuk terus bermain membawa Pi hijrah ke Denmark dan bergabung di salah satu klub di negara tangguh bulu tangkis Eropa itu. Perjalanan hidup membawa Pi membela Perancis sejak 2002 hingga kini, ketika ia menempati peringkat kelima dunia.
Perjuangan Pi di negara yang bulu tangkisnya tak begitu populer membuatnya jatuh bangun tampil di berbagai turnamen. Tidak banyak bantuan fasilitas seperti yang dinikmati pemain China. Tak heran, Pi pun harus minta tolong sukarelawan dadakan untuk menjaga kamera video guna merekam pertandingannya di kota Kinabalu, Malaysia, saat tampil di final Super Series Masters 2008.
Meski sudah bertengger di lima besar tunggal putri dunia, Pi masih punya obsesi ingin menjadi pebulu tangkis Perancis pertama yang menjuarai All England. Harapan itu nyaris terwujud saat ia melaju hingga babak final 2007, melawan Xie Xingfang. Sayang ia harus kalah dari Xingfang.
Tak hanya Pi Hongyan. Ada Xu Huaiwen asal China yang membela Jerman, juga Yao Jie untuk Belanda. Itu belum termasuk pemain China yang bermain untuk Hongkong, yang masih dianggap bagian dari China. Sebut saja Zhou Mi, atlet putri Hongkong, peraih emas tunggal putri Asian Games 2002.
Indonesia juga termasuk negara pengekspor banyak atlet dan pelatih bulu tangkis. Sebut saja Ronald Susilo, pemain tunggal putra Singapura kelahiran Kediri, Jawa Timur, atau Cynthia Tuwanakota, atlet ganda putri Swiss asal Maluku. Selain itu, ada juga Rexy Mainaky, kini pelatih kepala tim bulu tangkis Malaysia, Sigit Budiarto yang melatih di Rusia, dan Eng Hian yang menangani tim Singapura.
Beda benua
Pentas bulu tangkis dunia juga menghubungkan pemain antarnegara tampil bersama. Kisah terkini dicatat mantan atlet ganda Pelatnas Cipayung, Flandy Limpele, yang sejak Januari 2009 berduet dengan atlet putri Rusia, Anastasia Russkikh. Duet “gado-gado” Indonesia-Rusia ini memaksa Flandy, Februari lalu, berlatih di Denmark sebelum tampil di Jerman Terbuka. “Saya berlatih bersama Anastasia di Denmark karena klubnya di Denmark. Latihan seminggu sudah cukup untuk menyesuaikan diri. Ini untuk menebus penampilan di Korea Super Series yang kacau karena kami langsung tampil tanpa latihan dulu,” kata pemain asal Manado itu.
Meski hanya berlatih sepekan, hasilnya lumayan. Flandy/Anastasia mampu melaju hingga semifinal Jerman Terbuka dan All England. Di All England, ganda campuran ini membikin kejutan dengan mengalahkan unggulan pertama asal Indonesia, Nova Widianto/Liliyana Natsir.
Berlatih dengan waktu terbatas karena domisili beda benua juga beberapa tahun dijalani Candra Wijaya, yang selama beberapa tahun berpasangan dengan Tony Gunawan. Tony saat ini sedang kuliah di Orange County, California, sembari melatih di The Orange County Badminton Club. Pasangan ini lalu berpisah pada 2009 karena Candra saat ini berduet dengan Joko Riyadi dan Tony tampil bersama sesama atlet AS, Howard Bach.
Inilah bulu tangkis yang membuat ratusan pemain dan pelatih hijrah dari negara asalnya demi mewujudkan obsesi dan cita-cita mereka. Indonesia, yang sejak 1960-an dikenal sebagai negara dengan prestasi mendunia, menyumbang banyak pemain dan pelatih yang kini membela negara lain. Atik dan Pi hanya sebagian dari mereka yang hijrah karena bulu tangkis. (sihc/skoc)

BADMINTON TOP 10 RALLY VIDEO

http://www.youtube.com/watch?v=UFMH-NMb4PM&feature=player_embedded

PARA JUARA DUNIA BULUTANGKIS DARI TAHUN KE TAHUN


BWF Badminton| Junior World Ranking 2012


BWF kembali merilis Daftar Ranking Dunia terbaru para Atlet Bulutangkis Junior [Junior World Ranking] tahun 2012.
Dalam rilis terbaru BWF tersebut tidak satupun Atlet Bulutangkis Junior Indonesia yang menduduki Daftar 10 besar di Nomor Favorite Tunggal Putra dan Ganda Putra.
Sementara di Nomor Ganda Putri Andini Suci Rizky dan Nuraidah Tiara Rosalia masing masing menduduki peringkat 1 an 2 dunia, sedangkan Anggia Shitta Awanda berada di posisi 6 dunia.
DI Nomor Ganda campuran Nuraidah Tiara Rosalia berhasil menempatkan diri sebagai satu satunya wakil Indonesia di Daftar 10 Besar dengan bertengger pada posisi 9 dunia dan Purwaningtyas Elyzabeth yang menduduki peringkat 7 di Nomor Tunggal Putri.
Berikut Daftar Lengkap BWF Junior World Ranking 2012
RANKING
MEN SINGLE
WOMEN SINGLE
MEN DOUBLE
WOMEN DOUBLE
MIX DOUBLE
1.
Viktor Axelsen(Denmark)Ratchanok Intanon (Thailand)Heag Nelson Wei Keat (Malaysia)Andini Suci Rizky(Indonesia)Soraya Devisch (Nederland)
2.
Zulfikar Zulkifli (Malaysia)P.V. Shindu (India)Teo Ei Yi (Malaysia)Nuraidah Tiara Rosalia(Indonesia)Jim Middelberg (Nederland)
3.
Sameer verma (India)Carolina Marin(Spain)Yu Lin Chia (Taipei)Chow Mei Kuan (Malaysia)Line Kjaersfeldt (Denmark)
4.
Kento Momota (Japan)Cheah Sonia (Malaysia)Jui Huang Po (Taipei)Yean Lee Meng (Malaysia)Russell Muns (Nederland)
5.
Emre Lale (Turky)Nozumi Okuhara (Japan)Joris Grosjean (France)Lee So Hee (Korea)Halkema Myke (Nederland)
6.
Sitthikom Thammasin (Thailand)Neslihan Yigit (Turky)Lucas Corvee (France)Anggia Shitta Awanda(Indonesia)Heg Nelson Wei Keat (Malaysia)
7.
Ng Ka Long (Hongkong)Purwaningtyas Elizabeth(Indonesia)Mitja Semrov (Slovenia)Neslihan Kilic (Turky)Holly Smith (England)
8.
K. Srikanth (India)Cemre Fere (Turky)Turk Urban (Slovenia)Sophia Brown (England)Mette Paulsen (Denmark)
9.
Kalle Koljonen (Finland)Yi Cheung Ngan (Hongkong)Gaetan Mittelheisser (France)Holly Smith (ENgland)Nuraidah Tiara Rosalia(Indonesia)
10.
Turk Urban (Slovenia)Romina Gabdulina (Russia)T. Hemanagendra Babu (India)Neslihan Yigit (Turky)Jung Wu Ti (Taipei)